كن رجلا رجله في الأرض وهمته في السريا

Your name

www.your-url-here.com
Your own description here. Edit it.
About Me
Replace this with your own description here. Go to "Edit HTML" to change this.

Sabtu, 19 Desember 2015


Manhajuna.com - Dalam rangka kaderisasi ulama, Ma’had I‘dad Aimmah wa Du’at, Mekkah, di bawah bimbingan Robithoh ‘Alam Islamy, membuka Program Satu Tahun. (Program Diplom ‘Aam – Dirosat ‘Ulya, Pascasarjana). 5 jam pelajaran dalam satu hari dimulai pukul 07.30 – 12.20 waktu setempat.

Persyaratan:

Memiliki kemampuan berbahasa arab baik secara lisan maupun tulisan
Umur pelamar tidak boleh lebih dari 45 tahun
Mengisi formulir resmi (dapat didownload disini)
Fotocopy ijazah S1 yg sudah dilegalisir, atau scan ijazah berwarna dan transkrip nilai (ijazah bukan berbahasa arab, harus diterjemahkan melalui penerjemah resmi)
Scan paspor berwarna yang masih berlaku
2 Tazkiyah dari perseorangan atau yayasan [DDII (Dewan Dakwah), Yayasan pendidikan islam, Dosen, Tokoh agama dll]
Pas foto 4×6 (4 lembar)
Fasilitas:

Uang bulanan 850 Riyal.
Asrama plus makan 3 kali sehari.
Tiket pesawat PP (untuk keberangkatan, dibayar sendiri terlebih dahulu, kemudian akan mendapat penggantian).
Haji bersama para tamu undangan Robithoh Alam Islamy.
Modul kuliah gratis.
Cara pendaftaran:

Semua berkas dikirimkan via online dan ditujukan ke alamat email (Admin@itimams.net).

Batas akhir:

Tidak ada batas akhir, karena ini adalah program tahunan Robithoh alam islamy. Semua berkas yang masuk ke kantor penerimaan Ma’had akan ditampung lalu dirapatkan untuk penentuan kelulusan.

Info selengkapnya bisa dilihat disini.

Jika butuh info lebih lanjut silahkan mengirimkan pertanyaan ke alamat Email: info@itimams.net

(Manhajuna/GAA)

Sabtu, 12 Desember 2015


Markaz pendidikan bahasa Arab di Universitas Ummul Quro Mekkah mengadakan kegiatan Dauroh Pengajaran Bahasa Arab bagi Non Arab untuk para dosen di berbagai universitas di Indonesia. dauroh ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan para dosen baik secara profesi maupun pengalaman di bidang bahasa dan budaya Arab. Diharapkan pula bagi para peserta setelah mengikuti dauroh ini, agar menjadi generasi baru bagi perkembangan pengajaran bahasa Arab bagi non Arab dengan kesungguh-sungguhan dan tekad yang keras untuk memajukan universitas tempatnya mengajar.

Peserta dauroh ini berjumlah 20 orang yang merupakan dosen-dosen pengajar bahasa Arab yang berasal dari Indonesia dan 20 orang lainnya yang berasal dari Senegal yang nantinya akan berkumpul di Universitas Ummul Quro Mekkah. Bagi para peserta dauroh akan disediakan fasilitas seperti; tempat menginap di hotel dekat Universitas Ummul Quro, makan 3 kali sehari, dan transportasi baik saat di Mekkah maupun tiket pesawat untuk pergi dan pulang (PP) dari Jakarta menuju Jeddah.

Waktu Dauroh

Dauroh ini akan diadakan pada tanggal 13 Juli – 13 Agustus 2016

Persyaratan Mengikuti Dauroh

1. Calon peserta harus berasal dari provinsi berikut:



2. Calon peserta minimalnya mempunyai gelar S2

3. Calon peserta merupakan dosen pengajar bahasa Arab di kampus

4. Mempunyai kemampuan bahasa Arab Fushah secara lisan maupun tulisan

5. Belum pernah mengikuti dauroh yang diadakan oleh Universitas Ummul Quro Mekkah

6. Umur calon peserta tidak boleh melebihi 40 tahun

7. Mempunyai kesiapan untuk mengikuti semua proses dan mampu melengkapi semua berkas persyaratan yang diminta untuk mengikuti dauroh ini

Berkas-Berkas Persyaratan

Mengisi formulir yang telah disediakan di akhir halaman sumber berita ini
Fotocopy Paspor yang masih berlaku kurang lebih 1 tahun, minimalnya berlaku sampai bulan Maret 2017
Fotocopy KTP
Fotocopy sertifikat vaksin meningitis berbentuk buku warna kuning yang masih berlaku kurang lebih 1 tahun, minimalnya berlaku sampai bulan Maret 2017
Foto berwarna dengan background putih ukuran 6×6
Tahapan Penerimaan

Semua berkas persyaratan di scan dan diunduh, kemudian kirim ke alamat email: daurah.uq.indonesia@gmail.com
Batas akhir pengiriman berkas adalah tanggal 15 Januari 2016
Musyrif dauroh akan menyeleksi semua berkas yang masuk
Akan diadakan tes wawancara via telpon pada tanggal 18 – 25 Januari 2016 dari pukul 13.00 – 20.00 WIB
Pengumuman peserta yang lolos seleksi akan diumumkan via email dan handphone masing-masing calon peserta
Bagi peserta yang lolos seleksi diharap untuk mengisi formulir khusus yang akan dikirim melalui email kemudian segera kirim kembali ke email panitia dauroh
Bagi peserta yang lolos seleksi diharap mengirimkan berkas (Paspor, Sertifikat meningitis, dan 6 lembar foto berwarna dengan background putih ukuran 6×6) yang asli (bukan fotocopy) ke alamat: Dr. Faisal Hendra, M.Ed. – Dekan Fakultas Sastra Universitas Al Azhar Indonesia, Kompleks Masjid Agung Al-Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110
Batas akhir mengirimkan berkas-berkas yang asli adalah 2 bulan sebelum dimulainya dauroh ini atau tepatnya seminggu setelah datangnya surat persetujuan dari kementrian luar negeri Arab saudi
Semua proses-proses yang berkaitan dengan visa, tiket pesawat dan yang lainnya akan diberitahukan oleh panitia melalui email masing-masing peserta yang lolos seleksi
Info lebih lanjut yang berkenaan dengan dauroh ini bisa menghubungi kontak berikut:

Dr. Shofwan Manaf (Direktur Pondok Pesantren Darunnajah), Nomer Hp 0811805905
Dr. Faisal Hendra (Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Al Azhar Indonesia), Nomer Hp 081290344441
Nur Hizbullah (Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Universitas Al Azhar Indonesia), Nomer Hp 087878887696

Sumber : darunnajah.com

Kisah berikut ini merupakan sebuah kisah nyata. Semoga ada hikmah dan pelajaran penting yang bisa kita ambil hikmahnya. Sebuah perjalanan panjang sepasang suami istri yang telah Allah beri hidayah untuk menerima Islam dengan penuh keyakinan.


Bapak Martono dan Ibu Agnes


Cerita ini bermula dari sosok Agnes yang merupakan wanita katolik yang sangat taat dengan ajaran agamanya. Setiap hari ia selalu pergi ke gereja untuk berdoa bersama dengan keluarga besarnya.

Agnes yang katolik tersebut ternyata memiliki seorang kekasih bernama Martono yang beragama Islam. Namun saat Martono melamarnya, ia berkata lebih memilih Yesus Kristus dibandingkan dengan cinta manusia.

Ketegasan yang ada pada diri Agnes mulai menggoyahkan iman Martono untuk tetap berpegang teguh pada ajaran Islam. Meski Martono beragama Islam, akan tetapi kewajiban layaknya seorang muslim seperti shalat sangat jarang ia kerjakan. Alhasil Martono pun masuk dalam agama Katolik demi mendapatkan gadis pujaannya. Mereka melangsungkan pernikahan di Gereja Ignatius Magelang pada tanggal 17 Oktober 1982.

Setelah menikah dan menyelesaikan kuliahnya di salah satu universitas ternama di Jogja, keduanya pun pindah dan menetap di Bandung. Tempat yang mereka pilih adalah kompleks perumahan yang ada di wilayah Timur Bandung.

Kebahagiaan kian dirasakan oleh kedua pasangan tersebut dengan hadirnya anak-anak mereka yang bernama Adi, Icha dan Rio.

Di tempat barunya tersebut, Agnes dan suaminya mulai aktif mengikuti berbagai peribadatan yang dilakukan di Gereja Suryalaya Buah Batu Bandung. Suaminya yang saat itu menduduki kepala Divisi Properti PT Telkom Cisanggarung Bandung pun bisa dibilang memiliki pendapatan yang bisa membuat keduanya mampu hidup berkecukupan dan mampu menyisihkan sebagiannya untuk pemeliharaan Gereja.

Mereka berdua berinisiatif untuk membangun sebuah gereja yang berlokasi dekat dengan perumahan dengan mengumpulkan dana dari para tetangga sekitarnya yang beragama serupa dan akhirnya pun sebuah Gereja telah berhasil mereka dirikan.

Yang mengherankan adalah sikap Martono yang masih sayang dan menghormati kedua orang tuanya dengan memberangkatkan keduanya ke Tanah Suci. Memang kedua orang tua Martono merupakan seorang muslim sehingga sudah menjadi sebuah kebahagiaan bisa memberangkatkan mereka berdua untuk menjalankan rukun islam yang terakhir tersebut walaupun Martono telah berpindah keyakinan.

Kehidupan yang serba berkecukupan dan harmonis mewarnai hari-hari dari Agnes dan Martono. Hingga suatu ketika keduanya merasakan goncangan jiwa yang cukup membuat gelisah.

Anaknya yang bungsu yaitu Rio mengalami sakit panas yang tak kunjung reda sehingga membuat keduanya khawatir dan membawa Rio ke rumah sakit Kristen yang terletak di Bandung Utara. Dokter yang menangani Rio menyatakan bahwa Rio hanya mengalami kelelahan saja. Namun Agnes yang merupakan ibunya tetap merasa gelisah dan takut akan kondisi anaknya yang tak kunjung sehat.

Ketika dipindahkan ke ruangan ICU, kejadian cukup aneh mulai terlihat. Rio meminta ayahnya untuk memanggil ibunya yang berada di ruangan tengah. Martono pun langsung menuju Agnes dan menyuruhnya untuk masuk ke ruangan ICU. Namun jawaban Agnes cukup membuat heran Martono “Saya sudah tahu”.

Martono pun masuk kembali ke dalam ruang ICU tanpa disertai Agnes. “Udahlah Pah..Papah saja.. Pah hidup ini hanya berjarak satu centi, sementara di sana gak ada batasnya.” Ucap Rio

Martono tertegun dan keheranan melihat anaknya yang masih kecil bisa berkata demikian. Apa yang diucapkan oleh Rio seakan dirinya seperti orang dewasa yang sedang menasehati sesamanya.

Sore pun menjelang dan Rio masih berada di ruang ICU ditemani Martono. Rio kemudian berucap “Pah, Rio mau pulang.”

Dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang Martono menjawabnya “Iyah Rio, nanti kamu pulang bersama Papah dan Mamah.”

“Nggak Pah, Rio mau pulang ke surga...Rio tunggu Papah dan Mamah di surga” Ucapnya dengan nafas yang pendek.

Martono yang terkejut dengan ucapan anaknya terseb
Categories: